Penulisan Gelar Akademik

Coba lihat contoh-contoh di bawah ini!
a. Rizky S.S.
b. Herman Wijaya, S.S.

 Kedua contoh di atas terdapat kata "S.S." di belakang nama. Namun, makna dari penulisan "S.S." di atas tentu saja berbeda.

  1. Kalimat a menyatakan singkatan dari nama panjang.

Rizky S.S.  = Rizky Santiago Saiful
Untuk menyatakan singkatan dari nama panjang, maka tidak perlu dibubuhi tanda koma setelah nama.

     2.   Kalimat b menyatakan singkatan dari gelar akademik.

Herman Wijaya, S.S. = Herman Wijaya Sarjana Sastra
Untuk menyatakan singkatan dari gelar akademik, maka perlu dibubuhi tanda koma setelah nama.

Etika-etika penulisan gelar akademik:
1. Gelar akademik dua atau tiga huruf di depan nama ditulis dengan huru awal kapital, huruf selanjutnya huruf kecil. Setelah itu, diikuti tanda titik. (kecuali penulisan gelar dokter umum ataupun dokter spesialis, huruf pertama ditulis dengan huruf kecil)
Contoh:
Ir. Richard Oktavianus
Dra. Maria Dwi Putri
dr. Aziz Gunawan

 2. Gelar akademik dua huruf di belakang nama ditulis dengan menggunakan koma setelah nama. Kedua huruf ditulis menggunakan huruf kapital dengan dipisahkan tanda titik pada masing-masing huruf.
Contoh:
Frenky Simatupang, S.S.   
Agustinus Dian Barnawan, S.E.


3. Gelar akademik tiga atau empat huruf di belakang nama ditulis dengan menggunakan koma setelah nama. Huruf pertama menggunakan huruf kapital dan diikuti tanda titik untuk memisahkan dengan huruf kedua. Huruf kedua ditulis dengan huruf kapital, dan huruf selanjutnya ditulis dengan huruf kecil tanpa dipisah dengan huruf kedua.
Contoh:
Rosmawati Naiggolan,S.Pd.  
Agrisman, S.Sn.   
Melva Maria Oktavia, S.Sos.  
Frederik Harry, S.Ikom.

4. Untuk orang yang sudah berpendidikan S2 dan mendapat dua gelar akademik di belakang nama, cukup ditulis satu gelar akademik saja.
Contoh:
Wirawan, M.Hum. 

Berikut adalah beberapa singkatan gelar akademik:
S.Pd. = Sarjana Pendidikan
S.Si. = Sarjana Sains
S.Sos. = Sarjana Sosial
S.Sn. = Sarjana Seni
S.S. = Sarjana Sastra
S.E. = Sarjana Ekonomi
S.H. = Sarjana Hukum
S.T. = Sarjana Teknik
S.Ag. = Sarjana Agama
S.Kom. = Sarjana Komputer
S.Ikom. = Sarjana Ilmu Komunikasi
S.Hum. = Sarjana Humaniora
S.Psi. = Sarjana Psikologi
S.Hut. = Sarjana Kehutanan
S.P. = Sarjana Pertanian
S.Pi. = Sarjana Perikanan
S.Fil. = Sarjana Filsafat
S.Th. = Sarjana Teologi
S.I.P. = Sarjana Ilmu Politik 
B.Ed. = Bachelor of Education
B.A. = Bachelor of Art
B.Sc. = Bachelor of Science 
M.H. = Magister Hukum
M.Pd. = Magister Pendidikan
M.E. = Magister Ekonomi
M.Hum. = Magister Humaniora
M.S. = Magister Sastra
M.T. = Magister Teknik
M. Psi. = Magister Psikologi
M.Si. = Magister Sains
M.M. = Magister Manejemen
Ir. = Insinyur
Drs. = Doktorandus
Dra. = Doktoranda
Dan lain sebagainya





Comments

  1. Agus Widianto8 September 2017 at 04:53

    Sumbernya darimana itu? apa dasarnya? Undang-undang, PP, Permen, dsb?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Image
Ibadah merupakan hal yang mendasar, yang dilakukan setiap umat beragama. Umat Islam menjalankan salat bersama di masjid, umat Katolik mengikuti misa dan umat Kristen mengikuti kebaktian setiap hari Minggu di gereja, umat Hindu bersembahyang di pura, umat Khonghucu bersembahnyang di kelenteng dan litang.  Lantas bagaimana cara umat Buddha beribadah? Ibadah umat Buddha disebut puja bakti. Tidak jarang ada yang menyebut kebaktian dan  chanting . Puja bakti biasanya dilakukan rutin setiap hari Minggu di vihara. Tata ibadah puja bakti berbeda-beda sesuai dengan aliran dan sekte masing-masing. Kali ini, penulis akan memberi tahu tata ibadah dalam agama Buddha aliran Theravada. Puja bakti bakti dimulai dengan salam pembuka yang diucapkan pemimpin kebaktian. Pemimpin puja bakti biasanya adalah pandita (romo/ramani) atau sesekali dipimpin oleh muda-mudi. Pemimpin puja bakti lalu mempersilakan umat untuk berlutut dan beranjali (sikap merangkapkan tangan di depan dada). Lalu dengan dip
Read more

Imbuhan Asing /-isme/, /-is/, /-isasi/, /-itas/

Bahasa Indonesia memiliki banyak afiks atau imbuhan, baik dari unsur bahasa Indonesia, maupun dari pengaruh bahasa lain. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai afiks /-isme/, /-is/, /-isasi/, /-itas/. Keempat afiks tersebut, tentu saja memiliki fungsi dan makna yang berbeda. Coba lihat penerangan di bawah ini: 1. Afiks /-isme/ Fungsi afiks /-isme/ untuk membentuk kata benda yang memiliki arti aliran atau paham. Contoh: natular isme , simbol isme 2. Afiks  /-is/ Fungsi afiks  /-is/ untuk membentuk kata sifat yang memiliki arti bersifat seperti kata dasarnya. Contoh: ego is , krit is 3. Afiks /-isasi/ Fungsi afiks ini adalah untuk membentuk kata benda yang memilii arti proses atau hal yang sangat berhubungan dengan kata dasarnya. Contoh: organ isasi , global isasi 4. Afiks /-itas/ Fungsi afiks ini adalah untuk membentuk kata sifat yang memiliki arti bersifat seperti kata dasarnya. Contoh: ambigu itas , loyal itas Nah, setelah membaca penerangan di ata
Read more

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu

Image
Gulraj Singh, dewan pembina Sikh Temple Pasar Baru, saat menjelaskan tentang agama Sikh kepada tim liputan pada Jumat, 15 Desember 2017.  (Raisya Tamimi / UMN) Lelaki itu mengenakan serban berwarna hitam. Janggut dan kumis yang sudah memutih dibiarkan tumbuh menghiasi wajahnya. Di tangan sebelah kanan, ada gelang besi berwana perak yang melingkari pergelangannya.  Namanya Gulraj Singh. Ia merupakan putra salah satu pendiri Sikh Temple Pasar Baru, tempat ibadah agama Sikh yang tertua di bilangan Jakarta Pusat. Pagi itu ketika menyambut kedatangan tim liputan, Gulraj baru saja menyelesaikan ibadah pagi berjemaah. Sebagian besar laki-laki pemeluk agama Sikh memang berpenampilan seperti Gulraj Singh. Rambut yang tidak dipotong dan ditutupi serban; janggut yang dibiarkan tumbuh; dan gelang besi di tangan kanan adalah identitas budaya yang mereka perlihatkan. Selain identitas berupa penampilan, pemeluk Sikh juga bisa dikenali melalui nama belakang mereka.  “Umumnya kalau l
Read more