Guruku yang Fashionable

Mari lepas sejenak dari pelajaran dengan selingan-selingan cerita singkat orang yang mahir di bidang tertentu. Mari simak cerita mengenai wali kelasku.

Ibu Anna Lantip Ika Ratna Suminar,S.Pd. yah, itulah nama panjangnya. Seorang wanita  yang lahir pada tanggal 14 Juni 1986 ini adalah lulusan Universitas Riau jurusan bahasa Indonesia. Sehari-harinya, ia berprofesi sebagai seorang guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta katolik SMP Santa Maria. Beliau sempat menjadi wali kelasku 8F pada tahun akademik 2011/2012. Selama menjadi wali kelas, beliau terlihat bertanggungjawab membina kelas 8F yang dinilai oleh guru lain sebagai kelas yang hancur dan penuh dengan masalah. Setiap minggu, pasti ada saja masalah yang ditimbulkan oleh rekan-rekanku. Tetapi dengan berwibawa beliau mengatasi dan memberi pembinaan. 

                                                     Ibu Anna Lantip Ika Ratna Suminar,S.Pd.

Sehari-harinya Ibu Anna selalu hadir di sekolah dengan seragam-seragam yang rapi dan fashionable. Hal tersebut menjadi ciri khas tersendiri daripada guru-guru lainnya. Umur beliau yang baru genap 26 tahun menjadikannya guru bahasa Indonesia yang paling muda dibanding dengan guru bahasa Indonesia lainnya yang sudah lebih senior. 


Salah satu kegemaran beliau adalah melancong dan membaca. Bu Anna juga sangat menggemari warna ungu, sampai-sampai warna sampul buku catatan dan latihan bahasa Indonesia kami juga dituntut berwarna ungu. Seragam-seragam beliau pun banyak yang berwarna ungu.


Setelah lama menjalani hidup sendirian selama beberapa tahun, akhirnya beliau pun berencana untuk melepas masa lajangnya dengan dinikahi pria pilihan beliau. Semoga saja beliau dapat menjalani kehidupan yang baru, membentuk keluarga yang harmonis dan  lebih semangat dalam mengajar. "Bu Anna, doa kami murid-muridmu selalu menyertaimu."  
Guru bahasa Indonesia yang satu ini juga belum lama berulang tahun, namun kami tidak bisa memberikan hadiah apapun selain menyalaminya. Mungkin dengan hampir satu kelas memberi beliau ucapan, beliau sudah merasa senang. 


Tidak terasa detakan waktu sangat cepat berlalu. Tidak terasa lebih kurang satu tahun sudah beliau membina kami. Kami pun harus berpisah dari beliau dan menduduki kelas baru. Untuk tetap mengenang memori-memori indah di kelas delapan, kami pun berfoto bersama wali kelas kami.


Mungkin kenangan ini akan selalu tersimpan dan terukir indah dalam benak kami. 

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu