Posts

Showing posts from 2017

Mengintip Perbedaan Vihara dan Kelenteng

Image
Arca Buddha yang berwarna emas di Vihara Sikkhadama Santibhumi, pada Minggu (3/12)  (Wirawan/UMN) Ayat demi ayat suci berbahasa Pali berkumandang dengan indah di tempat ini. Ada arca Buddha, yang berwarna emas dengan posisi meditasi, terletak di bagian depan, membuat suasana ibadah di Vihara Sikkhadama Santibhumi semakin sakral.  Di hari yang sama, di tempat yang berbeda, suasana yang sakral juga tampak. Seorang umat menyalakan tiga batang dupa, memberikan penghormatan kepada Nabi Kongzi dan para dewa. Di sini, ornamen-ornamen khas Tionghoa mudah sekali dijumpai. Siapa pun yang melintas di jalan di depannya dapat dengan mudah membaca nama tempat ini, yakni Khongcu Bio, kelenteng tempat umat Khonghucu beribadah.  Papan bertuliskan nama Khongcu Bio, yang terletak di Jalan Kisamaun, Kota Tangerang, pada Minggu (3/12).  (Raisya Tamimi / UMN) Ramajaya, pengurus Kelenteng Khongcu Bio sedang bersembahyang di altar utama Nabi Kongzi pada Minggu (3/12) ( Raisya Tami

Belajar Menyikapi Perbedaan dari Seorang Atthasilani

Image
Wanita yang sedang bersujud di altar Buddha ini, berbalut jubah serbaputih. Rambutnya dicukur pendek, nyaris gundul. Pemandangan yang tidak biasa untuk seorang wanita. Ia tidak bersolek, hidup sederhana tanpa harta, dan berpuasa selepas pukul 12 siang. Dalam agama Buddha, wanita yang menjalankan hidup sepertinya disebut sebagai seorang atthasilani.  Ia bernama Atthasilani Thiranandi atau lebih akrab disapa Sila Thira. Perempuan kelahiran Banyuwangi, 19 Mei 1990 ini sudah berkeinginan menjadi atthasilani sejak ia duduk di bangku kelas 5 SD. Saat itu ia melihat kakak kelasnya mengikuti program pelatihan atthasilani-sementara di daerahnya. Usai mengikuti program itu, kakak kelasnya mengalami perubahan dalam hal sikap. Ini yang ingin dimiliki Sila Thira ketika itu. Hanya saja, ia merasa belum memiliki waktu yang tepat untuk mengikuti program pelatihan atthasilani-sementara saat itu. Atthasilani Thiranandi saat diwawancarai pada Rabu (29/11) di cetya Sekolah Dharma P

Possibility of Doing Suicide Is Around Us

It was two years ago when my mum told me that horrible news. My uncle was found dead at the top of his house. His dead body was hanging with a rope, so it made everyone who passed the street could see clearly his corpse from a few metres away from his house. When my dad arrived, there was a crowd trying to know obviously what happened in that house. Is it a murder? Is it a suicide?  I supposed those questions were in their mind. Police came in rush. They did investigation around the house. My uncle's body was directly admitted to the hospital for the autopsy. The result, it was a pure suicide. But, we didn't get any explanation why my uncle could end himself in that kind of way. It shouldn't be caused by any problem with his wife. He and his wife were the sweetest couple ever, even without being given a child.  When this occurred, my auntie was in her hometown for celebrating annual Chinese traditional ritual, ceng beng (visiting ancestor's cemetery with several

Menumbuhkan Budaya Bekerja Sama dengan Alam di Kebun Binatang Ragunan

Image
Antusias pengunjung untuk berfoto di replika jerapah yang ada di lingkungan  Kebun Binatang Ragunan pada Senin (20/11) (Agatha Jessica/UMN) Jangan heran kalau tempat ini selalu ramai, meskipun bukan di akhir pekan. Anda tidak perlu merogoh saku terlalu dalam, cukup empat ribu rupiah saja untuk masuk dan memanjakan mata di Kebun Binatang Ragunan. Berkunjung ke sini ibaratnya paket lengkap. Anda bisa jalan-jalan sambil menambah pengetahuan, karena pada setiap kandang hewan terdapat papan informasi mengenai hewan yang ada di dalamnya. Mulai dari pengelompokan kelas hewan, distribusi, habitat, pakan, perkembangbiakan, hingga status hewan apakah langka atau dilindungi. Dengan demikian, pengunjung yang membaca bisa lebih peduli dengan binatang yang dilindungi dan terancam punah.  Pengunjung sedang membaca papan informasi yang ada  di  kandang burung ara merah sayap hijau. (Agatha Jessica/UMN) Namun sayangnya, tidak semua kaum muda suka berpergian ke tempat-tem

Miris dan Tragis Dampak Philip Morris

Sebuah adegan di film dokumenter Sex, Lies, and Cigarette  membawa ingatan saya ke belasan tahun silam. Saat itu, paman saya menyuruh membelikan sekotak rokok di warung yang tidak jauh dari rumah, persis seperti adegan anak kecil di film yang disuruh membeli rokok. Sebagai imbalannya, saya akan diberikan uang kembaliannya. Tentu sebagai anak kecil pada saat itu, saya amat senang dan semangat tiap kali disuruh membeli rokok olehnya. Mungkin itu yang anak kecil itu rasakan tiap kali disuruh membeli rokok dan mendapatkan imbalan.  Berdasarkan paparan pada film dokumenter tersebut, sudah menjadi pemandangan yang wajar di Indonesia apabila anak-anak di bawah umur membeli rokok—entah itu untuk orang tua, paman, atau mirisnya, untuk diri sendiri. Fenomena ini berbanding terbalik dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di sana, memperjualbelikan rokok pada anak di bawah umur adalah kegiatan illegal.  Kondisi yang terjadi di Indonesia semakin diperparah dengan viralnya vide

Menyorot Toleransi Ala Masjid Tertua di Tangerang

Image
Pemakaman yang menghiasi halaman depan Masjid Jami' Kalipasir, Jalan Kalipasir Indah, Kota Tangerang. (UMN/Eljo) Bangunannya tidak mewah, malah terkesan sederhana. Apalagi ditambah dengan pemakaman yang menghiasi halaman depannya, membuat masjid ini tidak begitu mencolok. Di dindingnya, tercetak tulisan Masjid Jami’ Kalipasir beserta aksara Arab-nya.  Jika bukan warga asli Tangerang, Anda tidak akan menyangka masjid yang terletak di Jalan Kalipasir Indah, Kota Tangerang ini adalah masjid pertama dan tertua di Tangerang.  Yang membuat masjid ini unik bukan semata-mata karena usianya yang sudah mencapai empat abad lebih, namun karena letaknya yang berada di tengah-tengah pemukiman warga Tionghoa. Buktinya, beberapa meter dari masjid ini, berdiri pula salah satu kelenteng tertua di Tangerang, Kelenteng Boen Tek Bio.  Meskipun merupakan dua tempat ibadah yang berbeda dan berdekatan, Saeroji, dewan penasihat masjid, bersyukur bahwa sampai saat ini tidak ada perselisihan

Agama Buddha dan Komunikasi Nonverbal

Image
Setiap kali datang ke wihara atau acara keagamaan Buddhis, jarang sekali saya mengucapkan salam kepada umat yang lain bila berpapasan. Berbeda dengan teman-teman saya yang mengaku selalu mengucapkan " shalom " tiap ke gereja atau " assalamualaikum " tiap bertemu sesama muslim. Alih-alih, saya hanya merangkapkan kedua telapak tangan di depan dada, dengan sedikit tersenyum. Lalu, orang yang berpapasan dengan saya juga membalas dengan melakukan hal serupa. Kalau dipikir-pikir aneh juga, ya? Tanpa berkata-kata, kok kami saling memahami pesan? Walau tanpa berbicara dan mengeluarkan kata-kata, apa yang saya lakukan ini (hampir setiap kali datang ke wihara atau acara keagamaan Buddhis), bisa disebut komunikasi. Sebagaimana yang dikatakan Joseph A. DeVito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book ,   ketika melakukan gestur, tersenyum, melebarkan mata, memindahkan jarak kursi menjadi lebih dekat, mengenakan perhiasan, menyentuh seseorang, menaikkan volume su

Mimpi Bukanlah Lagi Mimpi

Image
Mulut kami komat-kamit seperti merapal mantra.  Ada yang sambil menancapkan earphones di kedua telinganya, ada pula yang sembari menyeruput kopi panas dari genggaman tangannya. Saya lebih memilih menyendiri di pojokan -- bukan karena saya sedang galau karena jomlo -- agar lebih fokus mengulas ulang materi yang akan saya tampilkan di hadapan dewan juri. Sebuah kertas berbentuk lingkaran, dengan nomor enam tercetak di atasnya, menggantung di kemeja batik yang saya kenakan. Peserta lain juga demikian, namun dengan urutan nomor yang berbeda-beda. Kami semua yang berada di ruang tunggu ini adalah peserta lomba dhammadesana (khotbah), baik dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin, dalam penyelenggaraan Swayamvara Tripitaka Gatha (STG) Ke-X Tingkat Provinsi Banten.  Provinsi Banten adalah provinsi pertama yang menggelar seleksi STG Ke-X pada Minggu, 10 Sepetember 2017. Ada beragam kategori yang dilombakan, yakni lomba membaca Dhammapada, membaca paritta, m

Belajar Agama Lain Takkan Meruntuhkan Keimananmu

Image
Bulan purnama sidi masih bertengger di langit subuh kompleks Candi Borobudur ketika menjelang detik-detik Waisak tiga bulan lalu. Saya adalah satu dari ribuan orang yang duduk bersila di pelataran utama Candi Borobudur, saat momen istimewa itu. Altar utama pada perayaan Waisak (11/5) di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. (Wirawan Perdana) Di depan altar, para rohaniwan Buddha duduk menghadap umat, seraya mengumandangkan syair-syair suci untuk menyambut Waisak secara bergantian, menurut aliran masing-masing. Bhikkhu Theravada melafalkan paritta-paritta suci, sedangkan biksu dan biksuni Mahayana dan Tantrayana melantunkan sutra-sutra agung dengan khidmat.  Namun ada suara dua orang yang duduk tepat di belakang saya, bercakap-cakap, dan mencuri perhatian kuping saya. Samar-samar saya mendengar mereka mendiskusikan agama Buddha dalam bahasa Inggris. Tentu saya semakin penasaran. Perlahan-lahan, saya melongok ke belakang. Sungguh terkejut saya begitu menyadari yang ber

The Crucifixion: Saat Jurnalis Berhadapan dengan Misteri

Ketika membaca kata "jurnalis" di sinopsis film "The Crucifixion", saya sebagai mahasiswa jurnalistik langsung terangsang. Apalagi mengetahui genre film ini adalah film horor, saya semakin tidak sabaran. Tanpa berbasa-basi, saya langsung cus ke Living World Mall di kawasan Alam Sutera untuk memuaskan gairah saya.  Secara garis besar, film ini mengisahkan seorang jurnalis bernama Nicole Rawlins yang sangat antusias dan penasaran dengan kasus terbunuhnya seorang biarawati oleh seorang pastur karena ritual pengusiran roh jahat yang diduga bersemanyam di tubuh biarawati tersebut. Ia memelas kepada atasannya agar ia diberi kesempatan untuk meliput kasus yang sedang hangat ini. Di sini terlihat sistematika kerja seorang jurnalis. Si jurnalis, yang diperankan oleh Sophie Cookson, akhirnya terbang ke Rumania untuk menyelidiki kasus yang menjadi buah bibir masyarakat setempat. Ia ingin menguak apa yang sebenarnya terjadi. Tentu yang dilakukan Nicole paralel dengan prin