Resensi Marx dan Marxisme Karya Pip Jones

Saya belum pernah menemukan referensi yang tepat ketika ingin mempelajari Marxisme. Selama ini, dalam persepsi saya, Marxisme adalah paham yang terlarang untuk dipelajari. Sebab, Marxisme dekat kaitannya dengan paham terlarang di Indonesia, yakni komunisme. Akan tetapi, mempelajari Marxisme bukan berarti serta-merta akan menimbulkan semangat untuk menerapkan paham komunisme. Justru dengan belajar Marxisme, celah-celah kekurangan Marxisme bisa dideteksi. Buku ini memfasilitasi saya untuk mengenal dan mengetahui mengapa paham tersebut dilarang di Indonesia. 

Bab ini memberikan saya pemahaman yang mendasar tentang Marxisme. Di bagian awal bab ini,  dijelaskan mengapa Marxisme bisa muncul. Penulis buku ini, Pip Jones, menyebut bahwa Marxisme adalah teori yang dirancang untuk mempromosikan masyarakat yang baik. Marxisme adalah respons terhadap modernitas. Pip Jones menjabarkan dari awal perkembangan Marxisme yang cikal-bakalnya bermula dari kegiatan terpenting manusia, yakni kegiatan ekonomi. 

Setelah membaca bab ini, saya bisa menyimpulkan bahwa Marxisme hadir untuk memberantas kapitalisme. Masyarakat kapitalis dianggap menciptakan jurang tajam antara kaum yang memiliki modal produksi dengan kaum yang tidak memiliki modal produksi. Oleh Marx, kaum yang memiliki modal produksi, baik berupa mesin produksi, tanah, pabrik, dll. sebagai kaum borjuis. Sedangkan kaum yang tidak memiliki modal olehnya disebut sebagai kaum proletar

Karena kaum proletar tidak memiliki kapital untuk melakukan proses produksi, mereka akhirnya terpaksa menjual tenaganya untuk menggerakkan proses produksi. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh borjuis untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Keuntungan yang didapat dari proses produksi tentu akan mengalir ke kantung si empunya modal. Parahnya, menurut Pip Jones, kaum borjuis, si empunya modal, kerap membayar pekerja proletar dengan nilai yang lebih rendah daripada nilai barang yang diproduksi. Ini membuat yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin miskin. 

Menurut Pip Jones, jalan untuk menghentikan ketidakadilan ini adalah dengan menumbuhkan kesadaran kelas. Salah satu proposi utama dalam sosiologi Marx adalah tentang masyrakat kelas. Ia mengkritik proses ekonomi masyarakat kapitalis yang berbasis pada kelas. Pip Jones mengatakan jika kaum proletar semakin miskin, kondisi mendorong mereka untuk mengembangkan kesadaran kelas di kalangan mereka. Menurutnya, ketika kesadaran kelas mencapai puncaknya, kaum proletar bangkit dan meruntuhkan kapitalisme, mengambil alih sarahan produksi dan aparatus negara, seperti yang diperbuat kaum kapitalis sebelumnya. 

Namun paham Marxisme ini tak luput dari kritikan. Salah satu kritikannya adalah bahwa Marxisme terlalu menggeneralisasi bahwa setiap kehidupan sosial selalu ditentukan oleh ekonomi. Kritik lain menyebut bahwa kesadaran kelas saja tidak bisa meruntuhkan kapitalisme. Sebagai contoh, Pip Jones mengutip Lee dan Newby (1983: 134) yang menyebut contohnya adalah Amerika Serikat. Kaum pekerja di AS secara konsisten justru meningkatkan kesejahteraan hidup oleh karena itu tidak ada semangat revolusi yang dimaksud untuk meruntuhkan kapitalisme. 

Kritik di atas diperkuat oleh pemikiran Frankfurt. Mazhab Frankfurt berpendapat bahwa emansipasi kelas pekerja adalah sia-sia belaka, terutama karena keyakinan mereka pada kekuatan-kekuatan suprastruktur tertentu yang tidak bisa berubah begitu menguasai dan mendominasi kehidupan modern di bawah kapitalisme. 

Saya setuju dengan kritik di atas. Menurut saya, jika ingin sukses dalam ekonomi, kita harus bersaing secara sehat, bukannya memaksa orang lain untuk tidak boleh bersaing. Pekerja boleh mengajukan upah yang layak, bukannya malah menggulingkan persaingan dan pemilik modal. Pemilik modal pun juga jangan berlebihan dalam mengeksploitasi pekerja. Mereka harus diupah dengan layak.


Menurut saya pribadi, buku ini sangat komprehensif membahas tentang Marxisme. Tidak hanya seluk-beluk kemunculan Marxisme tetapi juga disertai dengan kontroversi kemunculannya. Pembaca yang awam seperti saya jadi lebih mudah mengerti, apalagi bahasa yang digunakan juga sederhana dan mudah dipahami. 

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu