Resensi Buku: Metafora Padma



Judul : Metafora Padma
Jenis : Kumpulan cerpen
Penulis         : Bernard Batubara
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 157 halaman
Tahun Terbit : 2016

Bagaimana sensasi melahap metafora? Silakan nikmati sendiri, tenggelam, dan hanyut bersama metafora dalam kumcer Bernard Batubara yang satu ini. 

Kumcer Metafora Padma menyuguhkan empat belas cerpen pilihan yang mengungkapkan suatu pesan tersirat menggunakan metafora, lalu dikemas dengan alur cerita yang memikat. Anda akan menemukan topik-topik seputar pertumpahan darah, polemik asmara, kehangatan keluarga, hingga perihal agama. Ada sebuah pemikiran yang coba dipaparkan penulis, yang mungkin akan mengubah cara pandang Anda mengenai suatu fenomena. Beberapa cerpen terkesan berat, namun selebihnya tergolong ringan meski diselimuti perumpamaan-perumpamaan.

Saya jadi ingat saat saya membeli buku ini. Kala itu saya sedang mengunjungi sebuah toko buku di dalam sebuah mal sembari menunggu untuk menonton film Kungfu Yoga, yang akan tayang pukul sepuluh malam. Saya bertekad hanya akan melihat-lihat saja di toko buku itu. Namun ketika mata saya bertatapan dengan buku ini, batin saya seolah goyah. Buku ini seakan berbisik pada saya, "Hei kamu, ayo nikmati aku". Akhirnya saya mencomot buku ini dari raknya lalu beranjak ke kasir.  Sial, setelah tadi merogoh enam puluh ribu untuk tiket nonton, saya harus merogoh uang lagi untuk membawa pulang buku dengan kover memikat ini.

But I have to admit, saya tidak menyesal sama sekali telah membeli buku ini. Malahan, saya dibuat terpukau-pukau.

Setiap cerpen akan memberikan sensasi yang berbeda-beda ketika Anda membacanya. Akan ada cerita yang membuat Anda bergidik, miris, tergelitik, takjub, atau bahkan mual dan geram. Yang jelas, bersiaplah karena emosi Anda akan diaduk. 

Saya pribadi paling menyukai cerpen “Es Krim” dan “Hanya Pantai yang Mengerti”. Menurut saya, kedua cerpen tersebut tergolong ringan namun entah mengapa sangat berkesan. 

Cukup… cukup… saya tidak ingin membeberkan serunya berjelajah dalam kisah-kisah yang disajikan dalam buku ini. Anda harus merasakannya sendiri. 


Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu