Puasa dalam Agama Buddha?




Sebentar lagi di bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa. Beberapa waktu lalu di masa pra-Paskah, umat Katolik melakukan serangkaian puasa dan pantang pula. Tapi, apakah kamu pernah mendengar puasa dalam agama Buddha?

Kata “puasa" sendiri berasal dari bahasa di India,  “upavasa”. Di pelajaran sejarah, kita tahu bahwa agama Buddha berasal dari India. Maka tentu istilah “puasa” sangat dekat  dengan agama Buddha. 

Lantas bagaimana puasa dalam agama Buddha?

Puasa dalam agama Buddha adalah sebuah kewajiban bagi para bhikkhu seumur hidup mereka menjadi bhikkhu. Untuk umat awam, puasa dianjurkan dua kali sebulan (yang ditentukan berdasarkan peredaran bulan) walaupun tidak bersifat wajib.

Puasa dalam agama Buddha dimulai dari tengah hari sampai keesokan harinya. Artinya, bhikkhu dan umat yang melaksanakan puasa, hanya boleh makan pada dini hari sampai pukul dua belas siang. Setelah itu, mereka akan kembali berpuasa.

Selain perbedaan pelaksanaan waktu, yang membuat puasa dalam agama Buddha berberbeda dengan puasa dalam agama Islam adalah diperbolehkannya minum air putih selama puasa. Minum air putih diperbolehkan asalkan tujuan minum air putih bukan karena dorongan keinginan, tapi karena kebutuhan. 

Sebenarnya, puasa dalam agama Buddha tidak hanya sebatas tidak makan saja, mengingat bahwa puasa dalam agama Buddha merujuk pada uposattha, yaitu hari khusus untuk umat awam (dihitung berdasarkan peredaran bulan) melakukan atthasila. Lagi-lagi melaksanakan atthasila juga bukan merupakan sebuah kewajiban.

Atthasila adalah delapan latihan moral, yang dikembangkan dari pancasila atau lima latihan moral untuk umat awam. Pancasila berisi pedoman bagi umat awam untuk tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, dan tidak mengonsumsi zat adiktif dan memabukkan. 

Di pelaksanaan atthasila, latihan moral itu ditambah dengan tidak makan selewat dari tengah hari, tidak menikmati hiburan dan wangi-wangian, dan tidak tidur di tempat yang mewah.

Tujuan puasa dalam agama Buddha — mirip dengan tujuan puasa dalam agama lainnya — adalah untuk melatih diri mengendalikan nafsu. Selain itu, menurut sejumlah penelitian, melaksanakan puasa juga sangat bagus untuk kesehatan. 

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu