5 Hal yang Wajib Kamu Tahu tentang Waisak

Lima hari lagi, umat Buddha di seluruh dunia akan menyambut Hari Raya Waisak. Apa-apa saja lima hal yang harus kamu tahu seputar Waisak?



Waisak memang menjadi momen yang paling agung di kalender Buddhis. Berbagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha, seperti Thailand dan Sri Lanka, merayakan Waisak atau yang kerap disebut Visakha Puja secara besar-besaran. 

Berikut adalah lima hal yang harus kamu tahu sebelum mengucapkan selamat Waisak ke kenalan, teman, sahabat, keluarga, atau kekasihmu. 

1. Tiga Peristiwa Suci

Wajar saja jika umat Buddha merayakan Waisak dengan euforia besar. Pasalnya, Waisak merupakan momen untuk mengenang tiga peristiwa suci sekaligus, yang dialami oleh penyebar ajaran Buddha, Siddhartha Gautama, selama masa hidupnya. Oleh karena itu, Waisak juga sering disebut dengan istilah Trisuci Waisak. Tiga peristiwa ini terjadi pada bulan yang sama pada penanggalan Buddhis, yakni di bulan Visakha. 

Waisak memperingati hari kelahiran Pangeran Siddhartha, putra dari pemimpin Kerajaan Kapilavastu, Raja Sudhodana dan istrinya, Ratu Mahamaya, di Taman Lumbini, India (sekarang termasuk wilayah Nepal). Pada bulan yang sama, Siddhartha dewasa yang memutuskan untuk meninggalkan kesenangan duniawi dan menjadi pertapa, pada akhirnya mencapai penerangan sempurna. Setelah empat puluh tahun membabarkan ajarannya, Siddharta mangkat pada bulan yang sama pula, di malam suci di bulan Visakha.  

2. Memandikan Rupaka Buddha Cilik

Salah satu tradisi khas Waisak yang akan selalu kamu jumpai tiap tahunnya adalah tradisi memandikan rupaka Buddha cilik di vihara-vihara. Ketika kamu berkunjung ke vihara di Hari Waisak, kamu akan melihat umat Buddha menyiramkan air kembang ke rupaka Buddha cilik sebagai simbol mencuci kotoran batin. Diharapkan dengan memandikan rupaka Buddha, kita juga bisa memandikan hati kita menjadi lebih baik lagi.

Tradisi ini biasanya yang paling ditunggu anak-anak kecil setiap tahunnya di hari Waisak. Tentu saja, bagi anak-anak kecil, memandikan rupaka Buddha cilik sangat seru.

Saya pada Waisak dua tahun lalu, melakukan prosesi memandikan rupaka Buddha cilik.


3. Waisak Nasional

Tiap tahunnya di Hari Waisak, Candi Borobudur sebagai komplek candi Buddha terbesar di Asia Tenggara, selalu dipadati oleh umat Buddha, wisatawan domestik, dan turis mancanegara. Hal ini karena Candi Borobudur selalu dipilih sebagai lokasi pelaksanaan Waisak Nasional setiap tahunnya. 

Umat Buddha yang beribadah menjelang Waisak di Candi Borobudur datang dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia. Di malam menjelang Waisak, umat Buddha dengan dipandu oleh bhikkhu, biksu, dan biksuni akan membacakan paritta-paritta suci, sutra-sutra agung, dan mendengarkan pesan Waisak yang disampaikan oleh para rohaniwan.  

Di momen Waisak Nasional ini, seluruh umat Buddha, tanpa peduli apapun alirannya, akan bersatu dalam satu ikatan sukacita, bersama-sama menyambut Hari Waisak.
4. Detik-detik Waisak

Detik-detik Waisak adalah detik-detik saat bulan bergerak menuju satu titik yang sejajar dengan matahari, membentuk bulan purnama sempurna. Menjelang detik-detik Waisak, biasanya umat Buddha akan melakukan meditasi atau samadhi seraya memfokuskan pikirannya dan merenungkan kembali perbuatan yang telah dilakukan. Detik-detik Waisak pada tahun 2017 jatuh pada pukul 04.42.09 WIB.  

5. Malam Lampion
Ini adalah momen setahun sekali yang paling ditunggu-tunggu umat Buddha dan para wisatawan tiap kali selesai menjalankan ibadah, yakni tradisi menerbangkan lampion. Ada lebih dari seribu lampion yang diterbangkan setiap tahunnya. Lampion-lampion dengan cahaya remang-remang akan berterbangan menghiasi langit malam di komplek Candi Borobudur setiap tahunnya. 


Wah jadi semakin tidak sabar ingin ke Candi Borobudur pada Waisak nanti. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu