Siapa yang Harus Belajar Bahasa Indonesia?

     Bahasa Indonesia semakin lama semakin digemari warga asing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya negara yang mempelajari bahasa Indonesia, seperti: Australia, Amerika Serikat, Vietnam, dan 42 negara lainnya. Bahkan bahasa Indonesia telah dijadikan mata pelajaran di sejumlah sekolah di Australia.
     Hasil riset juga pernah menunjukkan bahwa anak-anak berusia sekitar 6 tahun di Australia pun sudah bisa berbahasa Indonesia. Banyak pula universitas-universitas di Australia dan negara lainnya yang sudah memiliki program studi bahasa Indonesia.
     Namun, begitu miris rasanya ketika kita melihat minat belajar bahasa Indonesia di negeri sendiri. Minat pelajar untuk belajar bahasa Indonesia sangatlah minim. Banyak argumen dari pelajar yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu tidak penting, karena kita sendiri sudah tinggal di negara Indonesia. Adapun argumen  yang mengatakan, dalam dunia bisnis, bahasa Indonesia kurang diperhitungkan. Ujian bahasa Indonesia pun menjadi salah satu mata ujian yang paling ditakuti oleh para pelajar. 
     Argumen seperti ini memang ada benarnya. Namun, tujuan sebenarnya belajar bahasa Indonesia adalah melatih rasa nasionalisme pelajar terhadap negerinya sendiri. Selain itu belajar bahasa Indonesia juga dapat mengembangkan kecerdasan linguistik pada pelajar. Dalam dunia kerja, bahasa Indonesia juga akan diterapkan. Misalnya dalam pembuatan surat lamaran kerja, surat laporan, pidato pekerjaan, rapat, dan lainnya. 
     Faktor lain yang membuat siswa tidak menyukai bahasa Indonesia,  karena sudah berkembangnya bahasa gaul yang dinilai lebih efisien dan praktis untuk digunakan. Hal ini pula yang membuat mahasiswa asing yang mengambil program studi bahasa Indonesia kebingungan dalam berkomunikasi dengan penduduk Indonesia. Karena bahasa Indonesia yang mereka pelajari adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa baku), sedangkan bahasa Indonesia yang berkembang di Indonesia adalah bahasa gaul dan bahasa daerah (bahasa tidak baku). Para mahasiswa yang telah bertahun-tahun menuntut ilmu di bidang bahasa Indonesia merasa kecewa, sebab mereka tidak bisa menggunakannya saat berkunjung ke Indonesia. Bahasa percakapan yang mereka dengar sangat berbeda dengan apa yang mereka pelajari. 
     Sampai tahun 1990-an bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa asing yang paling populer di Australia. Kini, popularitas bahasa Indonesia di mata para pelajar Australia berada di bawah bahasa Jepang dan Cina. Rahmad Nasution, koresponden kantor berita Antara di Brisbane, Australia, menulis di blog-nya bahwa selama kurun waktu dari tahun 2001 hingga 2007 penurunan jumlah mahasiswa yang mengambil program studi bahasa Indonesia  ini mencapai 12 persen. 
      Dr. James Sneddon, associate professor dari Griffith University yang kini sudah pensiun, sangat menyayangkan bentuk promosi yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dipelajari. Hal ini memberi dampak yang negatif terhadap citra bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap tidak penting untuk dipelajari. Seperti halnya di Jepang, para mahasiswa yang dianggap tidak lulus seleksi program studi bahasa Jerman, bahasa Perancis, dan bahasa lainnya selalu diarahkan untuk mengambil program studi bahasa Indonesia. Akhirnya, bahasa Indonesia terkesan sebagai bahasa yang hanya dipelajari oleh orang-orang yang kurang saja. Menurut Dr. Sneddon, sebagaimana layaknya sebuah bahasa, bahasa Indonesia sama rumitnya dengan bahasa lain. Bahasa Indonesia harus dipelajari dengan serius seperti kita belajar bahasa Inggris, Perancis dan lain-lain.
      Warga negara asing yang sangat antusias belajar bahasa Indonesia terpaksa mengurungkan niatnya karena terkendala bahasa percakapan yang secara kosakata dan gramatikal berbeda dengan bahasa Indonesia yang diajari. Contoh: Pada bahasa formal kalimat yang diajari adalah 'Berapakah harga baju ini?', sedangkan pada bahasa informal, kalimat itu tersusun dengan 'Berapa duit baju ni?'
Jadi, siapakah yang seharusnya mulai belajar bahasa Indonesia dengan baik? Para warga asing, atau warga Indonesia sendiri? Mari kita lestarikan bahasa Indonesia!

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu