Puisi Adalah Mesin Waktu
Membaca puisi "Batas" karya Aan Mansyur kembali menerbangkan ingatan saya ke memori satu tahun lalu. Saat itu remaja-remaja, baik yang baru puber atau yang sudah lama putus-nyambung cinta, sedang dihebohkan dengan penayangan film Ada Apa dengan Cinta 2 atau AADC 2 di bioskop. Saya ingat jelas bagaimana teman-teman saya mabuk dan tergila-gila dengan film itu. Jujur, saat itu saya sama sekali tidak tertarik untuk menonton film AADC 2 . Ketika diajak oleh teman-teman saya untuk menonton film itu, saya dengan bersikukuh mengatakan "tidak". Saat itu yang ada di pikiran saya mengenai AADC 2 adalah film cinta-cintaan remaja yang bertepuk sebelah tangan, galau, dan akhirnya bertemu dengan pujaan hati yang lain. Tapi semakin saya bersikukuh menolak ajakan teman-teman saya, semakin gencar pula mereka mengajak saya. Apalagi, salah seorang teman saya sudah ada yang sudah menontonnya terlebih dulu, lalu dengan penuh menggoda mengatakan kepada saya, "Wir, kau haru...