Etika Mengkritik

Mengkritik merupakan salah satu kebiasaan kita apabila melihat sebuah karya. Tetapi, tidak sering di antara kita yang membiasakan mengkritik dengan etika-etika yang berlaku. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari lebih lanjut mengenai etika mengkritik.

Mengkritik adalah memberi tanggapan positif maupun negatif kepada sebuah karya seni, karya sastra, dan dalam kondisi tertentu.
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam mengkritik antara lain:

1. Menggunakan bahasa yang santun.
Sebaiknya dalam mengkritik, kita harus menggunakan bahasa yang santun agar orang yang kita kritik merasa  dihargai
Contoh:
Jelek sekali buku ini! (Tidak santun)
Buku ini sudah bagus, tetapi ada bagian yang perlu dibenahi. (Santun)

2. Menggunakan bahasa yang lugas dan tidak ambigu.
Menggunakan bahasa yang lugas dan tidak ambigu merupakan unsur yang penting dalam mengkritik. Kita tidak sebaiknya menggunakan kata-kata konotasi dalam mengkritik. Karena kata-kata konotasi tersebut dapat menimbulkan tafsiran makna yang banyak dan sangat ambigu.
Contoh:
Sampul buku ini sungguh menarik. Lihat saja, warnanya saja sangat pudar. (Ambigu dan tidak lugas)
Warna sampul ini sudah pudar. Sebaiknya diganti saja. (Tidak ambigu dan lugas)

3. Memberi solusi
Sebaiknya, dalam mengkritik, kita perlu memberi solusi agar karya tersebut dapat dibenahi.
Contoh:
Lukisan ini tidak menarik untuk dilihat. (Tidak memberi solusi)
Lukisan ini kurang menarik dilihat karena kombinasi warnanya. Sebaiknya pelukis memberi sedikit sentuhan warna hijau agar terlihat lebih segar. (Memberi solusi)

4. Tidak memandang orang yang akan dikritik.
Terkadang ketika seseorang yang sudah dikenal dengan karyanya, kita menjadi segan untuk mengkritik. Kebiasaan tersebut sebaiknya diubah. Karena kita bisa mengkritik siapa saja termasuk presiden sekali pun asalkan menggunakan bahasa yang santun.

Jadi, kalian sudah bisa mengetahui bagaimana cara mengkrtik yang baik, bukan? Coba budayakan mengkritik dengan bahasa yang santun, lugas, dan tidak ambigu. 

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu