Semua Gara-Gara Ant-Man!

Ant-Man (quirkybyte.com)

Seandainya saya tidak menonton ulang film "Ant-Man" yang tayang di Fox Movies, barangkali saya tidak akan terpapar dengan konsep fisika kuantum. Semua ini gara-gara film "Ant-Man"!

Hank Pym dalam film itu suka sekali menyinggung tentang fisika kuantum. Karena penasaran, saya iseng-iseng membaca artikel terkait dengan fisika modern ini. Terkaget-kaget hati saya begitu membaca sebuah artikel dari blog Universitas Negeri Semarang ini. Mengapa sangat mirip dengan konsep anatta dalam agama Buddha? Padahal agama Buddha diajarkan ratusan tahun sebelum masehi sedangkan fisika kuantum alias fisika modern masih berusia sangat muda, ditemukan pada abad kedua puluh.

Anatta sendiri merupakan konsep untuk menyebut bahwa segala sesuatu yang terbentuk di dunia ini tidak memiliki entitas yang sejati. Konsep ini berkaitan dengan konsep anicca yang menyatakan ciri dari segala hal di dunia ini adalah ketidakekalan. Karena segala hal adalah tidak kekal, maka segala hal sifatnya tidak menentu. Dengan demikian, ketidakmenentuan tersebut membuat segala hal di dunia ini tidak memiliki entitas yang sejati.

Agar lebih dapat dipahami, saya akan menganalogikannya dengan sebuah meja. Sesuatu disebut meja karena sesuatu itu memiliki bentuk dan fungsi sebagaimana yang kita pahami secara umum. Begitu komponen-komponen pembentuk meja itu dipisahkan, maka yang tadinya meja bukan lagi meja. Karena komponen pembentuk meja itu tidak kekal, maka begitu komponen-komponen itu terpisahkan atau bahkan hancur, yang ada hanyalah kayu, baut, paku, cat, dll. Semua komponen ini bukan meja. Dengan demikian, entitas sejati dari meja itu tidak ada.

Fenomena ini diamati oleh fisika kuantum dengan lebih mendalam. Ilmuwan fisika kuantum percaya bahwa semua benda padat yang dapat kita lihat dan raba sebenarnya merupakan efek ilusi. Mengapa demikian? Kita kembali pada contoh meja.

Sebuah meja kayu terdiri dari beberapa komponen, seperti kayu, baut, paku, dll. Nah, kayu itu sendiri merupakan komponen yang terbentuk atas atom-atom. Demikian pula dengan komponen lainnya, juga teridiri atas atom-atom. Lebih jauh lagi, atom-atom tersebut  terdiri atas partikel subatom, yang dalam fisika kuantum disebut bahwa subatom tidak memiliki kepadatan sama sekali. Pada hakikatnya, subatom tersebut merupakan gelombang-gelombang informasi dan konsentrasi energi. Oleh karena itu, meja dan segala benda lainnya bukan apa-apa melainkan energi yang bergetar pada frekuensi yang berbeda. Menurut fisika kuantum, segala benda padat yang kita lihat dan raba adalah efek ilusi semata. Yang membedakan satu benda dengan benda lainnya adalah perbedaan frekuensi getaran.

Baik dalam konsep anatta maupun dalam konsep fisika kuantum, keduanya mengajari bahwa kita bukanlah apa-apa, bukan siapa-siapa. Buat apa merasa paling hebat, hingga berujung pada saling dengki, benci, dan terbuai dengan arogansi?

Comments

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu