Verba Volent, Scripta Manent

Ada sebuah pepatah bahasa Latin yang sangat membekas, yakni "verba volent, scripta manent". Maknanya pun sebernarnya sesederhana "apa yang terucap akan lenyap menguap, apa yang tertulis akan diam menetap". Namun apa yang membuat pepatah ini amat berarti?

Setiap mendengar pepatah ini, saya selalu mengibaratkannya bagai tinta, yang jika dibiarkan terbuka akan kering karena menguap, sedangkan jika ditorehkan dalam kertas akan abadi karena menyerap. Demikian pula rupanya dengan manusia. Seseorang yang hanya bisa bercuap-cuap tidak akan seabadi seseorang yang membuahkan karya. Sebab bagi mereka yang berkarya, jiwa mereka telah menjelma menjadi tulisan, gambar, melodi, atau apa pun yang pernah ia torehkan. Kemudian ketika waktunya tiba, di saat mereka harus berpulang dan mangkat dari dunia, karya-karya itu yang akan membuatnya terus diingat oleh sejarah.

Baru-baru ini Indonesia tengah berduka. Seorang musisi kebanggaan Indonesia, Glenn Fredly, harus kembali ke pangkuan Yang Maha Mulia. Masyarakat Indonesia gempar. Apalagi bagi mereka kelahiran 90-an. Sebab selama ini, mereka tumbuh ditemani karya-karya Glenn. Meski secara fisik Glenn Fredly telah tiada, ia tetap akan abadi lewat lagu-lagunya, serta lewat gerakannya memperjuangkan kemanusiaan. Semoga almarhum bahagia di sana dan keluarganya mendapat keteguhan.

Lantas, bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menentukan dengan cara apa kita bisa dikenang? Dengan catatan harian? Puisi? Lirik lagu? Atau apa? Suka-suka.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu