Posts

Showing posts from November, 2017

Menumbuhkan Budaya Bekerja Sama dengan Alam di Kebun Binatang Ragunan

Image
Antusias pengunjung untuk berfoto di replika jerapah yang ada di lingkungan  Kebun Binatang Ragunan pada Senin (20/11) (Agatha Jessica/UMN) Jangan heran kalau tempat ini selalu ramai, meskipun bukan di akhir pekan. Anda tidak perlu merogoh saku terlalu dalam, cukup empat ribu rupiah saja untuk masuk dan memanjakan mata di Kebun Binatang Ragunan. Berkunjung ke sini ibaratnya paket lengkap. Anda bisa jalan-jalan sambil menambah pengetahuan, karena pada setiap kandang hewan terdapat papan informasi mengenai hewan yang ada di dalamnya. Mulai dari pengelompokan kelas hewan, distribusi, habitat, pakan, perkembangbiakan, hingga status hewan apakah langka atau dilindungi. Dengan demikian, pengunjung yang membaca bisa lebih peduli dengan binatang yang dilindungi dan terancam punah.  Pengunjung sedang membaca papan informasi yang ada  di  kandang burung ara merah sayap hijau. (Agatha Jessica/UMN) Namun sayangnya, tidak semua kaum muda suka berpergian ke tempat-tem

Miris dan Tragis Dampak Philip Morris

Sebuah adegan di film dokumenter Sex, Lies, and Cigarette  membawa ingatan saya ke belasan tahun silam. Saat itu, paman saya menyuruh membelikan sekotak rokok di warung yang tidak jauh dari rumah, persis seperti adegan anak kecil di film yang disuruh membeli rokok. Sebagai imbalannya, saya akan diberikan uang kembaliannya. Tentu sebagai anak kecil pada saat itu, saya amat senang dan semangat tiap kali disuruh membeli rokok olehnya. Mungkin itu yang anak kecil itu rasakan tiap kali disuruh membeli rokok dan mendapatkan imbalan.  Berdasarkan paparan pada film dokumenter tersebut, sudah menjadi pemandangan yang wajar di Indonesia apabila anak-anak di bawah umur membeli rokok—entah itu untuk orang tua, paman, atau mirisnya, untuk diri sendiri. Fenomena ini berbanding terbalik dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di sana, memperjualbelikan rokok pada anak di bawah umur adalah kegiatan illegal.  Kondisi yang terjadi di Indonesia semakin diperparah dengan viralnya vide

Menyorot Toleransi Ala Masjid Tertua di Tangerang

Image
Pemakaman yang menghiasi halaman depan Masjid Jami' Kalipasir, Jalan Kalipasir Indah, Kota Tangerang. (UMN/Eljo) Bangunannya tidak mewah, malah terkesan sederhana. Apalagi ditambah dengan pemakaman yang menghiasi halaman depannya, membuat masjid ini tidak begitu mencolok. Di dindingnya, tercetak tulisan Masjid Jami’ Kalipasir beserta aksara Arab-nya.  Jika bukan warga asli Tangerang, Anda tidak akan menyangka masjid yang terletak di Jalan Kalipasir Indah, Kota Tangerang ini adalah masjid pertama dan tertua di Tangerang.  Yang membuat masjid ini unik bukan semata-mata karena usianya yang sudah mencapai empat abad lebih, namun karena letaknya yang berada di tengah-tengah pemukiman warga Tionghoa. Buktinya, beberapa meter dari masjid ini, berdiri pula salah satu kelenteng tertua di Tangerang, Kelenteng Boen Tek Bio.  Meskipun merupakan dua tempat ibadah yang berbeda dan berdekatan, Saeroji, dewan penasihat masjid, bersyukur bahwa sampai saat ini tidak ada perselisihan