Fanfiksi Supernova



Cinta itu begitu maya. Begitu semu dan tidak nyata. Mengaburkan batas antara rasa dan logika. Setidaknya, itulah yang pengalamannya ajarkan kepada Zarah. Di saat sudah dicurahkannya seluruh jiwa raga dan cintanya hanya kepada satu sosok semata, rasa itu malah diremukkan oleh sebuah pengkhianatan durhaka.
            Zarah sedang duduk di pondok kecil di sebuah bukit. Jemarinya yang indah menggenggam boneka orangutan. Kendati matanya tampak sibuk mengamati boneka kesayangannya itu, pikirannya sibuk melayang-layang. Zarah ingat persis bagaimana Alfa memberikan boneka itu padanya. Saat itu, hatinya riang bukan kepalang. Boneka itu mengingatkannya pada Sarah, anak orangutan yang sempat dirawatnya. Tapi, Zarah baru tersadar bahwa kegirangannya bukan karena diberikan boneka itu, melainkan siapa yang memberikan boneka itu. Alfa.
            Sejak bertemu dengan Alfa di Sianjur Mula-Mula saat Zarah sedang berburu objek foto di sana, hatinya seolah merasakan getaran yang berbeda. Tidak hanya kepala kanannya yang berdenyut kencang, namun hati Zarah juga demikian. Zarah percaya, ada jalinan karma pada masa lalu yang membuatnya bisa berkenalan dengan Alfa hingga akhirnya menjadi semakin dekat. Ia berharap pilihannya kali ini tidak salah.
            Sebuah tangan yang besar dan kasar memegang bahunya.
            “Zarah, sudah kaupikirkan dengan matang jawabanmu?” tanya Alfa.
            “Kurasa kau sudah tahu jawabannya. Aku bersedia.” jawab Zarah.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tata Ibadah dalam Agama Buddha

Resensi Buku: Four A Divergent Collection

Agama Sikh di Indonesia: Mengumpet di Balik Nama Hindu