Rasakan Manis-Getir Cinta di Love Lost
Aku harus menyalahkan tanganku yang nakal. Karena jenuh, tangan ini meraih sebuah buku yang tergeletak di atas meja tidak jauh dari laptopku. Padahal, besok aku masih ujian. Buku itu ialah Love Lost , karangan dosenku yang baru kubeli kemarin. Niat awal hanya baca-baca sepintas di halaman awal. Rupanya semakin kubaca, semakin tidak ingin berhenti aku dibuatnya. Buku ini berisi kumpulan puisi, prosa, cerpen, dan kutipan yang ditulis Abdul Qowi Bastian, dosenku di tiga semester berturut-turut. (Bukan) Pujangga adalah puisi pembuka sekaligus menjadi puisi favoritku di buku ini. Singkat namun membangkitkan libido membaca. Sebagaimana arus yang menghanyutkan perahu kertas, Love Lost berhasil menganyutkan hati menjadi kondisi tak terdeskripsikan. Sendu? Jelas. Geram? Iya. Hebatnya Qowi, begitu ia akrab disapa, berhasil menyelipkan humor di tengah-tengahnya, dengan puisi berjudul Untuk Dia yang Pernah Mampir . Jika memang sosok "aku" di buku ini ada...