Agama Buddha dan Komunikasi Nonverbal
Setiap kali datang ke wihara atau acara keagamaan Buddhis, jarang sekali saya mengucapkan salam kepada umat yang lain bila berpapasan. Berbeda dengan teman-teman saya yang mengaku selalu mengucapkan " shalom " tiap ke gereja atau " assalamualaikum " tiap bertemu sesama muslim. Alih-alih, saya hanya merangkapkan kedua telapak tangan di depan dada, dengan sedikit tersenyum. Lalu, orang yang berpapasan dengan saya juga membalas dengan melakukan hal serupa. Kalau dipikir-pikir aneh juga, ya? Tanpa berkata-kata, kok kami saling memahami pesan? Walau tanpa berbicara dan mengeluarkan kata-kata, apa yang saya lakukan ini (hampir setiap kali datang ke wihara atau acara keagamaan Buddhis), bisa disebut komunikasi. Sebagaimana yang dikatakan Joseph A. DeVito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book , ketika melakukan gestur, tersenyum, melebarkan mata, memindahkan jarak kursi menjadi lebih dekat, mengenakan perhiasan, menyentuh seseorang, menaikkan volume su...